Rabu, 25 Januari 2012

Museum Zoologi, Bogor

Panthera tigris, Museum Zoologi Bogor

Di libur hari raya Imlek yang identik dengan hujan kami nekad bertandang ke kota Hujan, Bogor. Sasarannya adalah mengunjungi Museum Zoologi  yang ternyata masih jadi bagian kompleks Kebun Raya Bogor. Perjalanan Duo Panda edisi mbolang to Bogor ini bisa dibilang kelanjutan dari trip ke Orchid House. Dari wisata flora, beralih ke wisata fauna. No need to worries, entrance fee ke museum ini juga sudah termasuk dalam tiket masuk ke Kebun Raya Bogor (KRB). Dari gerbang utama KRB, museum Zoologi ini bisa ditempuh dengan sedikit jalan kaki ke arah barat. 

Berbeda dengan atmosfir Griya Anggrek yang relatif sepi, museum ini penuh berjubel dengan pengunjung dari balita sampai orang dewasa. Koleksi  awetan Museum Zoologicum Bogoriense  ini jumlahnya puluhan ribu dari berbagai jenis fauna asli Indonesia. Secara umum koleksi ini dibagi menurut dua kategori subphylum Vertebrata dan Invertebrata. Pembedanya simpel saja, punya tulang belakang atau tidak. 

Koleksi Vertebrata
Rasanya kok seperti mengulang pelajaran di bangku sekolah aja. Vertebrata ini mencakup semua hewan yang punya tulang belakang dan sistem pernafasan, bisa paru-paru ataupun insang. Vertebrata terdiri dari 7 class: (3 class) pisces, amphibi, reptil, aves dan mamalia.

Karena bukan penggemar hewan-hewan yang berlendir, bersisik apalagi melata, jadi kita skip aja koleksi reptil, amphibi, dan pisces. Kebetulan museum ini juga lebih banyak didominasi hewan berbulu dari kelas aves dan mamalia. Koleksi mamalia yang menjadi highlight kami adalah satwa endemik Indonesia yang masuk kategori terancam punah.     

 Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

Di pintu masuk kami disambut dengan tiga kerangka awetan hewan mamalia. Salah satunya Panthera tigris sumatrae alias harimau Sumatera yang masuk kategori critically endangered.  Dua spesies harimau asal Indonesia lainnya, Harimau Bali dan Harimau Jawa sudah dinyatakan punah. Karenanya mari selamatkan si kucing besar yang katanya doyan durian ini dari kepunahan.

Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)

Kisah memilukan datang dari Badak Jawa Rhinocerus sondaicus berbobot 2 ton ini. Ini adalah Badak jantan terakhir yang hidup bebas di daerah Priangan, betinanya sudah ditembak mati oleh pemburu liar. Karena  nggak ada lagi kemungkinan berkembang biak,  sebelum didahului pemburu si badak jantan ditembak mati untuk kepentingan riset.

Landak Jawa (Hystrix javanica)

Hewan pengerat berbulu tajam ini sebenarnya termasuk satwa yang dilindungi oleh negara. Sayangnya pembantaian Landak Jawa ini nggak otomatis berhenti karena banyaknya orang yang mengincar dagingnya untuk dijadikan sate. 

Bekantan - (Nasalis larvatus)

Proboscis monkey atau Bekantan jantan ini cukup populer sebagai simbolnya Dufan. Monyet hidung panjang ini adalah satwa endemik yang tinggal di hutan bakau dan hutan pantai di pulau Borneo. Masuk kategori endangered karena penangkapan liar dan perusakan habitat hutan.

Panda & kerangka Paus Biru (Balaenoptera musculus)

Paus biru bukan hewan endemik Indonesia sih. Hewan terbesar di dunia  ini ditemukan  terdampar di Pantai Pamengpeuk, Priangan Selatan di tahun 1916. Berat kerangka ini 64.000 kg dan panjangnya 27,25 meter. Saking besarnya, Panda cuma bisa kebagian foto dengan ekornya aja. Paus Biru ini juga masuk kategori endangered karena komersialisasi minyak,  lemak dan dagingnya.   


Koleksi burung

Awetan terbanyak di Museum Zoologi nampaknya dari kelas Aves. Hampir seluruh jenis burung dan unggas ada di museum ini dari burung gereja yang kecil hingga kasuari yang beratnya puluhan kilo. Burung eksotis Indonesia juga menjadi koleksi seperti: Cenderawasih khas Papua, Jalak Bali, Elang Jawa dan Merak. Nampaknya jenis burung yang tidak bisa ditemui di Indonesia adalah Pinguin.   

Kasuari

Koleksi Invertebrata 
Secara sederhana, Invertebrata menunjuk pada hewan-hewan yang tak bertulang belakang. Invertebrata yang banyak dikoleksi di museum ini dari filum Artropoda yang sebagian besar mencakup serangga. Koleksi yang paling banyak adalah awetan kupu-kupu. Sekilas mengingatkan pada Butterfly Farm di Penang, bedanya museum ini fokus pada kupu-kupu asli Indonesia.

Kumbang Jawa

Koleksi Kupu-kupu

koleksi kupu-kupu

Museum Zoologi ini bisa jadi media edukasi dunia hewan yang efektif bagi anak-anak. Mestinya para orangtua bisa memanfaatkan dengan maksimal, terutama karena generasi muda sekarang nyaris tidak bisa menemukan satwa-satwa Indonesia di habitat alaminya dengan bebas. Jangan sampai keanekaragaman hayati Indonesia cuma bisa dinikmati di ensiklopedia belaka :)

Museum Zoologi, Bogor
Komplek Kebun Raya Bogor 
Jl. Ir. H. Djuanda no. 13, Bogor, Indonesia
Jam Buka
Everyday, 08.00 - 17.00 WIB 
HTM
Kebun Raya         Rp. 9.500 (termasuk Zoology Museum)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tinggalkan jejak..