Kamis, 27 Oktober 2011

Dolan Hemat 3 Negara: Singapore-Kuala Lumpur-Bangkok

Rp. 129.000
Makin maraknya promo penerbangan oleh berbagai budget airlines membuka kesempatan bagi banyak warga Indonesia untuk bisa "plesir" ke negara-negara tetangga. Sayang baru sebagian saja yang menyambut kesempatan ini karena paradigma lama bahwa "traveling abroad = mahal". Untuk anda yang ingin berpetualang hemat ke tiga negara terdekat, Ebook TravelHemat seri Singapore, Kuala Lumpur, Bangkok adalah panduan berbahasa Indonesia yang tepat .  

Ebook TravelHemat seri Singapore-Kuala Lumpur-Bangkok senilai Rp. 129.000,- ini berisi:
  • Cara membuat rencana perjalanan yang efisien.
  • Cara membuat rencana rute perjalanan
  • Cara melakukan riset terhadap tempat tujuan
  • Cara menemukan penerbangan murah antar negara.
  • Cara menemukan akomodasi murah nan nyaman.
  • Cara menemukan alternatif sarana transportasi murah
  • Cara menghitung budget perjalanan yang benar.
  • Cara memilih produk asuransi perjalanan yang murah namun bagus.
  • Tips packing yang efisien (traveling light)
  • Info 10 hal yang wajib dilakukan saat di Kuala Lumpur, Singapore dan Bangkok 
  • Link ke berbagai situs yang berguna (maskapai penerbangan, peta, transportasi, dll)

Bedanya dengan buku lain? 

Kami juga punya beberapa buku traveling yang asik kok. Tapi tidak semua buku itu mengajarkan bagaimana membuat rencana perjalanan/itinerary yang efisien, membuat budget perjalanan yang benar (its my favourite one!), cara melakukan riset perjalanan plus link-link yang berguna, bagaimana caranya mendapatkan akomodasi-makan-transportasi murah (penting!).  Beneran, kami bahkan pernah mencicipi Hainan Chiken Rice yang enak seharga S$2 (kurleb Rp. 14.000,-) di Singapore.

Kami membeli Ebook TravelHemat seri Singapore-Kuala Lumpur-Bangkok ini di tahun 2008. Sebelumnya di tahun 2007 saya dan keluarga sempat berwisata ke Singapore dan Kuala Lumpur. Sungguh menyesal karena dulu cuma tahu Singapore identik dengan Merlion dan Kuala Lumpur dengan menara "twin tower" Petronas dan Genting, itupun tahu dari supir taxi, astagaa.. Coba punya Ebooknya sebelum pergi, mungkin lain lagi ceritanya.

Di tahun 2011, berbekal Ebook TravelHemat, kami kembali mengunjungi Singapore dengan persiapan yang lebih matang. Lebih banyak spot yang dikunjungi, dari Universal Studio (USS), Crane Dance, Song of the Sea di Sentosa Island, Merlion Park, Singapore Zoo selama 4 Hari/ 3 Malam senilai 3.2 jutaan/person all-in termasuk tiket pesawat PP, akomodasi, meals, dan belanjaan. Lihat reportnya disini.  


Universal Studio Singapore 2011


Di dalam Ebook ini juga memuat detail persiapan dan perencanaan  wisata hemat ke Kuala Lumpur - Singapura - Bangkok selama 7 hari/6 malam. Kabar baik lainnya, kalau beli eBook ini GRATIS konsultasi travel online dengan Pak Agung Basuki, the author. Saya sendiri pernah beberapa kali tanya-tanya dengan beliau via Facebook message yang selalu dibalas dengan jawaban yang sangat informatif. He's so helpful and kind! 

Nilai yang dibayarkan gak sebanding dengan "ilmu" yang didapet, dan rupiah yang bisa dihemat.  Untuk penjelasan lebih lanjut atau pembelian, silahkan klik DISINI.  

Traveling itu bikin ketagihan. Selesai satu perjalanan, kaki segera ingin melangkah ke destinasi lainnya. Atmosfer yang berbeda, kultur dan habit masyarakat lokal yang menarik, makanan "asing" mengundang untuk dicicipi, dan berbagai pengalaman unik selama diperjalanan membuat siapapun rindu untuk segera traveling kembali. 

Bagi yang berminat dengan destinasi lain, masih banyak seri TravelHemat lainnya, klik dibawah ini:
 
Travel Hemat - Kuala Lumpur - Singapore - Bangkok
Travel Hemat - USA  *PROMO*
The Passion of Traveling          
   
Trust me, kami tidak akan merekomendasikan eBook yang tidak bermanfaat. If you serious to try an independent abroad experience with a budget traveling style, this TravelHemat eBook is perfect step to start. Happy Traveling!

Selasa, 04 Oktober 2011

A night in Changi Airport, Sg

Sleeping @Mc. Cafe, T2 Changi Airport

Another silly story in our travel experience. Pertengahan Juli 2011 lalu, malam ketiga dari short trip kami ke Singapore dihabiskan di sebuah luxury building dengan tarif yang nyaris gratis. Sounds nice? Sebenarnya tidak juga, kami terdampar semalaman di Terminal 2 Changi Airport setelah nekat early check out dari Hostel. Fakta dibalik kenekatan ini adalah karena kami butuh duit deposit hostel kembali (S$100 ≈ Rp. 700.000/2 pax) dan menghindari booking MaxiCab (S$57) untuk mengantar jam 4.00 pagi ke Airport. Masalah deposit ini hanya salah satu dari sekian kerepotan yang ditimbulkan akibat salah pilih Hostel, I’m gonna share this in another post.      

Penginapan seharga secangkir cokelat panas

Hot Chocolate =  sleep for free
 
Berbeda dengan para hardcore backpacker yang sesekali sengaja menghabiskan malam nan irit dengan menumpang tidur di Airport, pengalaman ‘nggembel’ kami ini adalah sebuah insiden-tak-terduga. Kami sudah membooking akomodasi untuk tiga malam, bayar untuk tiga malam, dan berakhir di sofa Mc. Café di malam ketiga, how come?

Sambil menenteng hasil buruan di Orchard Road kami berlima menjejakkan kaki di Terminal 2 Changi Airport nyaris jam 1 pagi. Airport megah ini bergeming dengan kedatangan kami, suasananya sungguh hening meski tetap terang benderang. Berbekal informasi yang sangat terbatas, kami melangkahkan kaki menuju Mc. Café yang buka 24/7. Melihat beberapa traveler lain yang tanpa dosa tertidur di sofa panjang café ini, we surely say it’s the right place to wait until the boarding pass time at 6 am.

He looks so sleepy, isn't he?


Beristirahat di Cafe ini dibayar seharga secangkir cokelat panas dan secangkir teh Dilmah, total nyaris S$7 (less than Rp. 50.000,-). Cheap enough dibandingkan dengan fasilitas yang didapat: long bench yang cukup empuk untuk merebahkan diri, AC yang agak kelewat dingin, free WiFi, clean toilet, yang terpenting adalah tempatnya bersih, aman dan nyaman untuk sekejap terlelap. Para pegawai disini nampaknya sudah terbiasa dengan pemandangan turis-turis asing yang tak sadarkan diri di bangku-bangku mereka.


Sekalipun kami tidak benar-benar mengeksplorasi Terminal 2, tapi beberapa artikel menyatakan adanya beberapa rest area di tiap terminal yang merupakan perfect spot bagi para sleepers. Buat kami, bisa numpang rehat sejenak di Mc. Café ini sudah luar biasa, what an unforgettable experience. Bagi yang tertarik dengan Airport sleeping experience di belahan bumi manapun, bisa baca reviewnya di http://www.sleepinginairports.net. 

Btw, foto diatas benar-benar diambil ketika Panda ketiduran di long bench, and yes, he make a snoring sound as usual. I said to myself: suatu saat kita akan mentertawakan hari dimana kita harus melalui adegan 'nggembel' di Changi Airport, dan dirimu masih bisa mendengkur layaknya pesawat yang sedang take off (but I still love you). :D      

Fenomena 24/7
Entah apa deskripsi yang tepat untuk ketiga remaja di seberang meja kami ini. Dari kostumnya cowok-cowok ABG Singapore ini tidak bisa dimasukkan dalam golongan kuper, bahkan mereka ini lumayan stylish. Tapi bukan soal kostum yang membuat saya keheranan. Sudah berjam-jam, ketiganya berkutat dengan lembaran lembaran kertas dan kalkulator. Mereka duduk berhadap-hadapan tapi jarang bercakap-cakap, menekuni kertas dengan jemari yang bergumul dengan kalkulator, ditemani earphonenya masing-masing. Hanya sesekali mereka mencocokkan lembar jawaban dengan kawannya atau saling mengoper kertas. 

Perasaan saya tiba-tiba campur aduk antara salut, takjub, malu dan serangkaian perasaan aneh lainnya. Remaja macam apa yang segitu niatnya pergi ke bandara dan memanfaatkan fasilitas  restaurant 24/7 untuk belajar sampai dini hari? Saya melihat secuil keberhasilan sistem pendidikan Singapore, generasi muda yang patut diacungi jempol. I said this because I never find myself in a such crazy way to studying like them.

Its worthed enough?
Hard to answer. Sebenarnya edisi nggembel ini juga gak semurah kelihatannya karena kami sudah terlanjur membayar total biaya menginap tiga malam di Hostel. Itu artinya merelakan kesempatan untuk tidur dengan lebih nyaman di malam terakhir  

Another cost comes from transportation budget.  Karena perubahan rute yang cukup dramatis, kami mesti menambah ekstra saldo $10 untuk Ez Link. Yang tadinya biaya naik Bus & MRT cukup dengan saldo $17 selama 4 hari, jadi ditambah jadi $27. Kami batal booking Maxicab, taxi yang cukup untuk 7 passanger itu (fyi, kami jalan berlima), tapi masih saja terlilit ongkos taxi tambahan. 

Singkat cerita, malam harinya kami kemaleman, MRT dan bus menuju Changi Airport sudah berhenti beroperasi jadilah kami meluncur dengan taxi. Dini harinya, jam 4.30 AM kami mesti mengambil ransel dan koper yang dititipkan di kerabat Yessy di Pasir Ris, lagi-lagi by taxi karena MRT dan Bus belum beroperasi. 

Pelajaran berharganya adalah: jangan salah pilih hostel! Kedua, perhitungkan jam kedatangan dan keberangkatan, kalau kepagian atau kemalaman beresiko tidak bisa menggunakan transportasi publik (belum beroperasi/sudah berhenti beroperasi). And using taxi will damage you a lot. 

However, Changi Airport still a great option and a perfect backup plan for unexpected situation like we did. The best part, its a safe place and comfortable enough for sleepers. Sisanya, ini adalah pengalaman yang luar biasa berharga untuk kami. Still, Happy Traveling.