Senin, 09 Juli 2012

Balon Udara Raksasa, TMII

Balon Raksasa TMII, terbesar dan pertama di Indonesia (kata brosur)
Entah kenapa sekarang punya hobi posting foto trus kabur tanpa kata-kata apapun. Setidaknya lumayanlah, daripada membiarkan blog ini terbengkalai. Sekalipun di foto kami ini nampak cengar-cengir, sebenarnya minggu-minggu ini terasa luar biasa hectic. Ngedit foto ini aja sambil terkantuk-kantuk. Belum lagi kalau pas lagi upload, internetnya lemot. *banting modem*

Acara naik balon raksasa, atau istilah kerennya HiFlyer Baloon ini bermula ketika beberapa bulan lalu kami berdua bertandang ke TMII. Niatnya emang murni mau naik balon. Badan sih boleh bongsor, tapi jiwa tetep anak-anak. Sudah sampai di counter tiketnya, ehhh.. balonnya nggak beroperasi karena kondisi angin yang nggak memenuhi standar operasional. Tetap aja kami beli dua tiket yang berlaku selama setahun. Lagipula mumpung ada opening discount, dari Rp. 120.000/weekend jadi cuma setengahnya aja. Hehe..

Butuh perjuangan buat naik Balon Udara selama 15 menit, TMII

Setelah berbulan-bulan berlalu, minggu kemarin kami balik lagi ke TMII. Kali ini bersama sepupu yang lagi liburan sekolah. Biarpun "sepupu" tapi sebenernya kami bertiga lebih nampak seperti om dan tante yang lagi ngajak jalan ponakannya. Sayangnya piknik keluarga ini nggak mudah, bahkan nyaris bikin kesabaran habis.

Fyi, Balon udara ini terletak di Taman Bunga, tidak jauh dari teater Keong Mas. Untuk masuk ke Taman Bunga ini ada 3 pintu yang berbeda, dua di samping kanan dan kiri Kelenteng Kong Miao, satu lagi di adalah gerbang utamanya. Kami udah bolak-balik ke dua pintu di kanan-kiri kelenteng, tapi kata petugas jam 3 ditutup. 

Aaargh.. rupanya setelah jam 3 siang paket reguler balon raksasanya udah selesai beroperasi. Trus? Masih bisa naik sih, tapi mesti masuk lewat gerbang utama, yang juga sedang digunakan untuk event Disney Lantern Festival. Hah?! trus bayar lagi dong? Setelah berdebat sengit dengan mbak-mbak penjaga loket, akhirnya kami menyerah juga dan nggesek debit card. Harga tiketnya Rp. 60.000/orang. Niatnya kan mau naek balon, kenapa jadi "dipaksa" nonton festival lampion.      

tol Jagorawi dan mobil-mobil "mainan" dilihat dari  balon udara

Ya sudah, tiket masuk lantern festival sudah ditangan. Tiket naik balon udah ada dua, tinggal tambah satu. Mestinya tinggal tambah satu tiket lagi buat sepupu yang masih kategori anak-anak. But not that easy. Kami jalan buru-buru menuju balon raksasa melewati lampion-lampion cantik itu. Soalnya liat lampionnya kurang seru kalau belum malem. Waktu itu baru sekitar jam 5. Dan takut banget balon udaranya tiba-tiba nggak beroperasi karena tiba-tiba anginnya kenceng. Kalau sampai gagal lagi rasa-rasanya nggak lucu banget.

Tiket balon untuk anak-anak udah ditangan, karena lagi ada festival harganya Rp. 100.000/anak. Siap naik? not yet. Tiket kami berdua gantian dimasalahin. Karena sedang ada festival, setelah jam 3 ada extra charge. Hah??! Dulu katanya bisa dipake sampai setahun tanpa embel-embel apapun. Panda langsung aja nyeletuk "kita nggak browsing dulu sih..", saya pun balas menggeram. Sebenernya sebelum berangkat kami sempet telpon ke call centrenya, dan tulalit-tulalit, nomernya tidak bisa dihubungin. Selidik punya selidik, cetakan nomor kontaknya itu salah, kelebihan satu digit. Gerrr... bukan salah kita dong! Akhirnya bayar extra charge Rp. 50.000/2 pax. Duh Gusti paringono sabar.

Betapa ribet dan mahalnya untuk sekedar naik balon. Setelah berfoto ria bersama balon, dengan senyum yang sedikit dipaksakan kami masuk ke "keranjang" yang sebenernya lebih mirip kerangkengan. Perlahan kami terangkat sampai setinggi 80 meter dan keranjang ini terikat dengan kawat baja. Supaya nggak kabur terbawa angin. Dari atas terlihat pemandangan tol Jagorawi, yang nggak pernah sepi dari kendaraan. Kira-kira berapa pemasukan pengelola jalan tol dalam sehari yah? *merancau*. 

Dari atas segala sesuatu memang terlihat lebih teratur dan jelas lebih mungil. Deretan mobil parkir di depan keong mas tampak seperti jejeran mobil mainan, kecil dan rapuh. Skylift di seberang sana saja terlihat kecil dan pendek, berarti emang tinggi bener kami terbang. Semua keribetan dan stress itu terbayar sudah, 15 menit kami menikmati pemandangan TMII dari atas. Bonusnya adalah langit yang memerah menjelang sunset. Thanks God. 

Hari ini naik balon udara di TMII dulu. One day, kalau Tuhan ijinkan semoga bisa ngerasain balon udara di Kapadokya, Turki. :)

Happy Traveling!  

BALON RAKSASA, TMII
Taman Mini Indonesia Indah
Jl. Raya Taman Mini, Jakarta Timur  13560
Telp. 021-840 9472
Open Hour (Regular/non-event)
Selasa-Kamis               09.00-17.00 WIB
Jumat                         14.00-19.00 WIB
Weekend & Libur         09.00-19.00 WIB
Senin                          TUTUP
Entrance Fee
Gerbang TMII               Rp. 9.000,-/orang
Sepeda                        Rp. 1.000,-
Motor                          Rp. 6.000,-
Mobil                           Rp. 10.000
HTM Balon Raksasa     (Regular/non-event)        
Weekday                     Rp. 100.000 (dewasa), Rp. 60.000 (anak-anak)
Weekend                     Rp. 120.000 (dewasa), Rp. 80.000 (anak-anak)
Call Centre                 (021) 29369634

2 komentar:

  1. Wahh seru juga ya gan bisa naik Balon raksasa. Menurut agan balon raksasa kalo di rating 1-10 agan milih berapa? bales ke email ane ya:D althofdwira@hotmail.com thankss

    BalasHapus
  2. Waduh, personal opinion dari range 1-10, kita kasih 7,5 deh. Point plusnya karena kita sama-sama belum pernah naik Hi-Flyer baloon & pengen merasakan sensasi di ketinggian. Point minusnya, karena balonnya nggak bergerak & harganya relatif mahal. :D

    BalasHapus

tinggalkan jejak..