Jumat, 26 Agustus 2011

Kuliner Malam @Vivo City's Food Republic



Setelah seharian penuh berkutat di Sentosa Island kami kembali ke Vivo City by Sentosa Express. Baru sadar, seharian ini baru sarapan vegetarian fried rice di deket hostel, siangnya cuma jajan nachos di USS

Walaupun disebut "nachos" tapi snack seharga $5 ini aselinya cuma berupa keripik jagung super tipis yang disiram saus keju, jelas untuk jalan berapa langkah saja sudah kebakar habis kalorinya. 

Keripik jagung yang mahal, kalau dikonversi ke rupiah (1 SGD = Rp. 7.000,-), kurleb jadi Rp. 35.000. Tapi kalau gak salah harga nachos "sejenis" plus extra cheese di XXI Platinum Margocity harganya juga segini ya? Untung cheese saucenya enak, so can't complain anymore.  

Food Republic
Sudah kelaparan, kami melangkah ke Food Republic, semacam waralaba food court yang dikelola grup Breadtalk,  berbasis di Singapore dan memiliki beberapa cabang di Indonesia. 

Food Court ini didesain dengan konsep Singapore tempoe doloe yang erat dengan budaya chinese. Nuansa chinese diperkuat dengan interior berbahan kayu, berbagai dekorasi chinese dan atribut lampion-lampion merah cantik yang bergelantungan. Konsep yang hampir sama (tapi versi Jawanya) diterapkan di Kemiri Food Court di Pejaten Village. Sayang, saking laparnya sudah gak fokus untuk foto-foto, pokoknya 'isi' perut dulu.

Setelah dua kali mengelilingi food stall untuk menemukan menu yang cocok, pilihan saya jatuh pada Black pepper Chiken Mee ($5.5) dan Nasi Lemak ($6) untuk Panda. Menu ini dipilih dari stall yang berbeda, dan gak ada masalah karena konsepnya self service, bayar dan bawa sendiri ke meja masing-masing. 

Black pepper Chiken Mee ($5.5)
Secara keseluruhan rasanya lumayan. Dugaan saya, mienya home made, bukan versi instan jadinya lebih kenyal dan enak. The best part, ayamnya empuk, gurih dan juicy,  cuman sauce black peppernya kelewat pedes buat saya. Alhasil, Yessy dipaksa jadi recylce bin. Hehehe..

Nasi Lemak ($6)

Panda rada manyun ketika saya ganggu dia buat take this picture, wajahnya dah nampak kelaperan berat. Nasi Lemak sebenernya nasi biasa yang dimasak pakai santan, mirip nasi uduk tapi versi yang lebih pulen. Padanan lauknya tergantung selera, harganya bervariasi tergantung lauk yang dipilih (macem warteg aja). Salah satu ciri khas nasi lemak itu pada daun pisangnya itu, entah jadi lambaran alas atau terkadang dipakai jadi bungkusnya. Rasanya so-so saja, biasa mawon, tapi lumayan membantu the-very-hungry-Panda untuk mengisi lambung dan mengobati balada rindu nasi. 

Ice Kachang ($2.5)

Untuk Minumnya kami pesan regular size of ice Milo ($2) dan the famous Ice Kachang ($2.5) sebagai dessertnya. Entah kenapa es Milo versi Singapore ini rasanya lebih 'nendang', ketimbang Milo versi Indo. Satu lisensi tapi beda rasa, faktor 'penyesuaian selera' atau  'penyesuaian harga'? I've been try the Malaysia version, and its also taste better than our Milo version. 

Es Kachang ini sebenernya aseli Malaysia, tapi jadi primadona juga di Singapore. Sekilas mirip Es Kacang Merah khas Manado, es favorit kita berdua (biasanya beli di kedai pem pek Oky di Depok). Bedanya Ice Kachang ini juga 'diramaikan' oleh jagung manis, cendol, cincau dll. Topingnya adalah serutan es batu, disiram sirup warna merah dan hijau plus sedikit susu kental manis putih, perfect. Dan rasanya, totally delicious! Baru tahu kalau kacang merah dan jagung manis bisa jadi kombinasi yang enak gila. 

Kami juga sempet 'nyicip' roti prata yang dibeli Ratih dan kakaknya. Makanan India ini tampilannya mirip martabak, hanya versi dari daging kambing, lebih tipis dan kaya rempah-rempah. Roti prata ini juga disajikan dengan saus yang rasanya kari banget. Rasanya oke juga, pantes antriannya lumayan panjang, but I prefer without the sauce. 

Total damage berdua $16, a bit pricey but worth enough, good atmosphere and a plenty of choice. Kalau dibandingkan dengan makan disini tetep jatohnya mahalan makan di mall-mall Jakarta. Bagi yang ingin mencicipi ragam kuliner Singapore dengan middle budget, Food Republic bisa jadi salah satu opsi. Terutama bagi pelancong yang kelaparan selepas seharian berkutat di Sentosa Island macam kami ini.   

Rooftop Vivo City
Sebelum kembali pulang ke hostel, kami menyempatkan diri masuk ke Rooftop Gardennya Vivo City yang juga berada di level 3. Taman gantung ini menghadap ke laut, jadi kita bisa lihat Sentosa Island dan (katanya) pulau Batam di kejauhan sana. Taman ini sungguh di child-friendly dengan lantai kayu, beneran ada tamannya, kolam dan playground untuk anak-anak. The best thing is the panoramic view. Cozy place to escape for a while.   

Sea breeze yang lumayan kenceng dan gerimis 'mengusir paksa' kami dari Rooftop ini. Akhirnya kami turun menuju ke Harbourfront Station, bercengkrama dengan MRT yang akan mengantar kami kembali ke hostel. Its done darling, lets go home..      

Food Republic 
Vivo City, level 3
1 Harbourfront Walk, Singapore
Opening Hour
Sun - Thu                   : 10am - 10pm
Fri, Sat & Eve of PH  : 10am - 11pm
Nearest MRT Station
Harbourfront Station

 



Rabu, 24 Agustus 2011

Bergaya di depan Casino



Tidak banyak yang bisa diceritakan disini, karena photo session ini sebenarnya cuma agenda pelengkap sebelum kami meninggalkan Sentosa Island. Istana judi ini terletak di dalam Resort World Sentosa yang masih satu area dengan Universal Studio Singapore (USS)

Resort World Sentosa ini cocok untuk liburan keluarga modern. Resort yang terintegrasi dengan 6 hotel mewah memiliki fasilitas komplit, anak-anak bisa bermain di USS sementara para orangtua  mencoba peruntungan di Casino. Iseng-iseng berhadiah. Strategi marketing yang hebat yah..

Turis asing bisa memasuki Casino ini for free dengan menunjukan paspor, sementara Singaporean justru harus bayar fee sebesar $100. Sekalipun gratis, kami gak masuk ke dalam karena unacceptable dress (look at me: short pants and slipper, hahaha). Kedua, ada larangan foto di dalam Casino, jadi untuk apa kami masuk? We're card game lover, but not a gambler at all. 

Casino di Resort World Sentosa ini adalah yang pertama di Singapore. Casino kedua dan terbaru terletak di Marina Bay Sands, yang juga merupakan landmark baru Singapore. 

Resort World Sentosa
39 Artillery Avenue, Sentosa Island, Singapore
Website     http://www.rwsentosa.com
Phone        (+65) 6577 8899
Email         reservations@rwsentosa.com

Senin, 22 Agustus 2011

Surga Permen @Candylicious

Candylicious Singapore


Asesoris warna warni nan legit ini berhasil memperdaya mata dan menuntun kaki saya memasuki Candylicious ketika kami  dalam perjalanan nonton Crane Dance di Resort World Sentosa. Candy store ini sudah menggoda iman sejak kami melewatinya untuk menuju Universal Studio Singapore (USS) siang harinya. Karena pertunjukan Song of the Sea berakhir lebih cepat dari dugaan kami, masih ada cukup waktu untuk mengunjungi surga permen ini. 

Candylicious di Sentosa ini adalah toko permen terbesar di Asia. Rekor pertama terbesar di dunia dipegang "kakaknya" yang berlokasi di Dubai, Uni Emirate Arab.  Ada tiga Candylicious store di Singapore, dua lainnya terletak di Takashimaya Shopping Centre dan Eat Happy Store di  Marine Parade.   

Surga Permen
courtesy of http://www.vomsradio.com
We're not a child anymore, tapi begitu memasuki "gudang permen" dengan dekorasi lucu dan menggiurkan, my childhood memories came back again for a while. Sulit menahan diri untuk tidak kalap melihat deretan candies container yang berjajar berisi si kenyal Jelly Bean dengan lebih dari 30 varian warna dan rasa. Permen kenyal ini sungguh populer di Singapore.

Masih banyak berbagai display yang menggiurkan, kontainer-kontainer berisi permen berbagai bentuk dan warna yang menjulang tinggi juga deretan warna-warni lolipop yang mengelilingi tiang, that was so cute. Cokelat M&M biasanya dikenal dengan 5 karakter warna, tapi Candylicious ada lebih dari 20 varian warna yang bisa dipilih. Meski sejujurnya, agak aneh  melihat M&M berwarna ungu dan pink tua. hehehe.. 

Candylicious ini mengandalkan konsep “Pick & Mix”, jadi pengunjung bisa mengkombinasikan pilihan warna dan rasa dari permen sejenis dan dibayar berdasarkan beratnya. Setelah menggaet beberapa jenis permen termasuk Jelly Bean dan Marshmallow alphabeth, saya segera keluar sebelum isi tentengan makin bertambah.  

Sayangnya ada larangan fotografi di dalam candy store ini. Jadilah kami harus berpuas diri dengan belanja beberapa candy untuk adik-adik saya dan berfoto bersama Panda di bawah candy tree.

Candylicious
Resort World Sentosa
Sentosa Island, Singapore
Open Hour
Everyday, 10.00 AM to 10.00 PM

Kamis, 18 Agustus 2011

Crane Dance: World Class "FREE" Attraction


Satu lagi pertunjukan kelas dunia yang disuguhkan di Sentosa Island, yaitu Crane Dance. Pertunjukan animatronik tari terbesar di dunia ini mempertunjukkan kisah cinta sepasang bangau setinggi 10 lantai dan seberat 80 ton. Huge, but beautiful.  

Dari Siloso Beach, kami bergegas menuju Resort World Sentosa karena show ini hanya berdurasi 10 menit. We wont missed it to enjoying every single minute. Atmosfer di tempat ini sedikit berbeda, bila tadi nonton Song of the Sea didominasi pengunjung Asia, show Crane Dance ini lebih banyak dipadati turis kaukasia alias bule. But I have say, show singkat ini selain gratis juga tidak membosankan dikunjungi berkali-kali. Enjoy the picture.. 


Wake Up
Dancing Male
Spreading Wings
In  Love Couple

Pertunjukan ini memang belum sepopuler Song of the Sea, barangkali karena baru dilaunching pada hari Natal tahun 2010 lalu. Seingat saya, kami berdua pertama kali melihat liputan soal Crane Dance di TV dan kami sama-sama yakin kalau show itu pasti lebih keren lagi dilihat dari dekat. Dan, it was trully awesome..

Bicara soal Bangau..

Hewan monogami yang setia ini merupakan simbol love and loyalty. Bangau jantan punya mating ritual yang unik untuk memikat pasangan potensial mereka dengan tarian. Bila si betina juga menyukainya, mereka akan menari bersama. Si pejantan akan membentangkan sayapnya dan mereka melompat ke udara ketika ritual ini berakhir bahagia. Mereka hidup bersama seumur hidupnya. Ini menjelaskan kenapa di akhir pertunjukan ditampilkan animasi kedua bangau yang melompat ke udara bersamaan. what an inseparable mates.

Crane Dance
Resort World Sentosa, Sentosa Island, Singapore
Showing Time  9.00 PM, Everyday
Duration            10 minutes
Ticketing           FREE  


Selasa, 16 Agustus 2011

Song of the Sea, Sentosa Island


Selepas seharian di USS, kami berburu Sentosa Express untuk menuju ke Beach Station, Sentosa Island. Masih 15 menit sebelum pertunjukan pertama jam 7.40 PM tapi panggung berkapasitas 2.500 orang itu sudah nyaris penuh. Since we buy regular seat (S$10), kami mesti hunting tempat duduk dengan view yang lebih baik dan cukup untuk 5 orang. Kalau ingin tempat duduk tanpa rebutan dengan view terbaik, bisa pesan online premium seat (S$15).

Folk Songs
Pertunjukan dimulai dengan keluarnya beberapa pemuda-pemudi dengan seragam warna-warni yang menyambut para penonton. Pemuda-pemudi itu kemudian masing-masing menyanyikan sebuah folk song diantaranya dari Malaysia, India, China, dan Singapore sendiri. Barangkali karena target marketnya adalah Asian people yang notabene negara tetangga juga, sederhana tapi menghibur. Sedikit ganjalan di hati saya karena the famous NTT song “Anak Kambing Saya” itu dinyanyikan dan  diperkenalkan sebagai lagu melayu.    

Simple Story, Rich Technology
Song of the Sea ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Li yang ingin membangunkan putri Amy yang tertidur selama 100 tahun karena kutukan. Oscar (red lion fish) dan tiga hewan laut (kuda laut, ikan buntal dan ubur-ubur) lainnya memberikan petunjuk cara membangunkan sang putri yaitu dengan nyanyian. Sebelum akhirnya benar-benar dapat membangunkan putri Amy, Li menggunakan suara merdunya untuk menolong the might lord of fire (roh api), the spirit of light (roh cahaya) dan  the lady of the sea (roh air) terlebih dulu. Simpe enough isn’t?

Ceritanya boleh sederhana, tapi dengan “packaging” berteknologi tinggi senilai S$ 30 juta ini jadilah extraordinary show. Pertunjukan bersetting perkampungan melayu (kelong) ini menggunakan pyrotechnic display. Teknik itu menciptakan visualisasi princess Amy dan tokoh laut lainnya dengan laser dan pencahayaan dengan background layar air. Berbagai effect juga digunakan untuk mendramatisasi cerita. Ketika menolong the might lord of fire (roh api), digunakan kobaran api sungguhan juga semburan-semburan air dengan pencahayaan hingga menyerupai ledakan.

Us
Water and light
Water and light 2
fountain show
Flame burst
Princess Amy in a water screen

Demikian juga adegan dengan the lady of the sea (roh air) didukung dengan semburan air setinggi puluhan meter dengan berbagai formasi dengan permainan cahaya yang memukau. Tak kalah bagus ketika kekuatan the spirit of light (roh cahaya) telah pulih, muncul permainan cahaya hijau yang meliuk-liuk bak aurora di langit, its awesome...! 

Sayangnya karena keterbatasan camdig (dan saking terpukaunya), kita susah mendapatkan foto Princess Amy, Oscar and friends serta show dengan laser hijau yang keren itu. Siapa yang menyangka bahwa air, cahaya, laser dan api plus dipoles dengan teknologi dan cerita sederhana bisa jadi tontonan yang memukau.

(Another) Reflection 
Ada banyak pendapat yang datang dari orang-orang Indo yang sudah melihat langsung show ini. Kebanyakan takjub dan merekomendasikan pada sanak saudara dan teman, hingga ada yang nonton ulang. Ada juga yang mencibir show ini, entah karena alur ceritanya absurd dan kurang jelas. Kesamaannya, hampir seluruhnya  memuji teknologi yang digunakan, mungkin sambil bergumam dalam hati kenapa tidak ada show serupa di Indonesia . 

Indonesia bisa dibilang gudangnya folk tales, folk song dan memiliki pantai-pantai eksotis dan natural (fyi, pantai Singapore rata-rata adalah pantai buatan). Kalaupun kita sanggup membeli teknologi serupa, dapatkah otomatis kita bisa  menandingi "world class attraction" ini? Apakah pantai yang lebih cantik, cerita yang lebih menarik dapat memikat tamu-tamu internasional untuk datang ke negeri tercinta?

Just another reflection, no need to be answer :)

Song of the Sea
Siloso Beach, Sentosa Island, Singapore
Opening Hour
Everyday, 7.40 PM & 8.40 PM
Additional Show at 9.40 PM every Saturday
Duration 
25 minutes 
Admission
Regular ticket  S$10
Premium ticket S$15
Online booking
 

Kamis, 11 Agustus 2011

Sehari di Universal Studio Singapore (USS)


Just like a dream, here we are di theme park Universal Studio pertama dan baru satu-satunya di Asia Tenggara. Sukacita kami hari itu segera disambut dengan guyuran air dari langit, yah pagi pagi kok sudah hujan. Kami sengaja datang di hari jumat dengan dua alasan: harga tiket weekday lebih murah dan menghindari antrian panjang saat weekend. Untungnya kami pesan tiket secara online ($66) jadi tanpa mesti mengantri panjang di loket, kami bisa masuk cukup dengan bawa print out ticket untuk discan barcodenya. Sayangnya tebakan keduanya meleset, even in  friday its so crowded everywhere.  


Hollywood
USS ini memiliki 7 zona dibagi berdasarkan temanya: Hollywood, Madagascar, Far Far Away, Lost World, Ancient Egypt, Sci-Fi City, dan New York. Since it the nearest zone, we already in Hollywood.  
 

Di zona yang kami datangi pertama kali ini hanya ada satu atraksi yaitu Monster Rock. Monster Rock ini adalah pertunjukan drama musikal bertema Rock & Roll, sayangnya jam pertunjukan masih lama jadi kami hanya sightseeing aja di zona ini. 

s
Souvenir Shop
Woddy walk of fame: sebelum kehujanan
Berhubung hujan makin menjadi-jadi kami beli disposable poncho alias jas hujan berlogo Universal Studio seharga $2. Di Hollywood ini juga terdapat walk of fame yang mencatat tokoh-tokoh universal studio yang tenar, we’ve got Woddy Woodpecker

Madagascar


Kami menerobos hujan lebat dari zona Hollywood menuju Madagascar untuk mencicipi dua attraksi di zona ini: A Crate Adventure dan King Julien’s Beach Party-Go-Round. Si “Go-Round” ini sejenis komidi putar untuk anak-anak, jadi pilihan kami jelas jatuh pada pilihan kedua.

Rainy day with Madagascar tree
A Crate Adventure merupakan wahana air yang menggunakan crate (=peti kayu) untuk melewati sungai buatan. Kami melipat poncho kami, mengantri selama sekitar 15 menit ketika tiba-tiba diumumkan bahwa ada gangguan teknis sehingga wahana dihentikan sementara. Antrianpun bubar dan kami terpaksa pasang poncho lagi.   

Far Far Away

Far Far Away punya empat attraksi: Shrek 4-D Adventure, Donkey Live, Enchanted Airways serta Magic Potion Spin. Wahana perdana kami adalah Shrek 4-D Adventure dengan antrian sangat panjang plus ekstra sabar mendengarkan introduksi tentang kronologis penculikan putri viona dulu. Berbekal kacamata 3D kami digiring ke kursi simulator. Show berdurasi 17 menit menyuguhkan teknologi 4D yang luar biasa, kami juga digoncang-goncang, digelitik kakinya, sampai disemprot agar ikut merasakan perjuangan Shrek menyelamatkan Viona. Really great show, semua antrian membosankan itu terbayar. 

Istana Shrek
di depan istana Shrek
Pintu keluar Shrek 4-D Adventure ini bersambungan dengan Fairy Godmother’s Potion Shop. Di toko bersetting pabrik ramuan ini terdapat juice bar dan berbagai souvenir bertema Shrek serta attraksi Magic Potion Spin yaitu bianglala mini dari kayu dengan enam kapsul, cocok untuk anak usia dibawah 12 tahun.

Mr. Donkey live show
 Kami lanjut ke Donkey Live, kali ini tanpa antrian. Perasaan saya tiba-tiba gak enak, kok rasa-rasanya bakal mirip “Pongo Show”nya Mekarsari ya? And that’s true, attraksi ini berisi konser sehabat Shrek itu plus interaksi si  Donkey dengan penonton termasuk tanya jawab dan bernyanyi bersama. Bukannya acara ini tidak bagus, buktinya anak-anak banyak yang tertawa senang. Hanya masalahnya, kami terlalu tua untuk attraksi semacam ini. 

Penjaga loket Enchanted Airways yang males
Di Attraksi Enchanted Airways, kami mengantri sekitar 30 menit untuk menaiki wahana roller coaster berkepala naga (si istrinya Donkey). Mulanya agak deg-degan, tapi ternyata hanya adegan naik, turun dan miring yang tidak terlalu ekstrim. Kesimpulannya, zona Far-Far Away ini yang paling cocok untuk anak-anak, tapi Shrek 4-D Adventure’nya cocok untuk segala usia.    
wishing the rain is gone
The Lost World
Zona the Lost World ini punya lima attraksi: Jurassic Park Rapids Adventure, Canopy Flyer, Dino Soarin, Amber Rock Climb dan Waterworld. Jurassic Park Rapids dan Arung Jeram di Dufan barangkali punya dua kesamaan: bikin basah dan antrian lebih dari 120 menit. Karena dua kali kami tengok lama antrian masih segitu saja, kami skip wahana air ini. 

Rapid Adventure dilihat dari Canopy Flyer
Langkah kami tertuju pada Canopy Flyer, wahana roller coaster yang (lagi-lagi) child-friendly. Satu kendaraan untuk empat orang, dua kursi menghadap ke depan dan dua lainnya menghadap ke belakang. Saya dan Panda dapat kursi yang menghadap ke belakang, selain sensasinya lebih asik, dengan kaki yang menggantung kita bisa melihat view hampir seluruh zona dari atas. 
Dino Soarin



Panda and the Dino
 Antrian kami untuk naik Canopy Flyer bersebrangan dengan Dino Soarin. Dengan wahana ini anak-anak bak menunggang Pteranodon, “terbang ”berputar naik-turun dengan perlahan. Meski begitu ada juga orang dewasa yang ikut naik menemani anaknya. Kami gak lihat dimana persisnya attraksi Amber Rock Climb ini berada, tapi pastinya gak ada satupun dari kami yang sedang ingin “panjat tebing”. Bagi yang berminat, harus membayar $10 untuk sewa peralatan panjat.

Waterworld show diinspirasi oleh film dengan judul serupa yang dibintangi oleh Kevin Costner. Pertunjukan Waterworld menceritakan adegan ketika si pengembara menerobos masuk benteng the Smokers dengan jet ski. 




Bersama Aktor Pendukung Waterworld

Pertunjukan kelas dunia ini dilakukan oleh stuntman profesional tanpa pengaman, penuh aksi menegangkan, adegan akrobatik menggunakan jet ski, hingga penggunaan efek nyata seperti ledakan dan pesawat yang terjun dari atas. Its amazing show, jangan sampai dilewatkan.  

Ancient Egypt
Revenge of the Mummy: Entry Gate
Ada dua attraksi di zona ini: Revenge of the Mummy dan Treasure Hunter. Di wahana Treasure Hunter, kita diajak mengendarai sebuah Jeep kuno untuk melewati reruntuhan mesir kuno, menemukan harta karun dan artifak misterius. Attraksi ini a bit boring for us, tapi cocok untuk anak-anak.

View dari Treasure Hunter
Barangkali Revenge of the Mummy adalah roller coaster terkeren yang pernah kami coba. Indoor Roller Coaster ini berada dalam gedung yang disetting gelap, sehingga penggunjung tidak punya petunjuk akan seperti apa jalur lintasannya. Si Roller Coster ini juga dilengkapi dengan berbagai efek lalu kereta itu membawa kita seolah akan membentur dinding, ditarik mundur dengan cepat (iya, mundur), sebelum akhirnya naik-turun-meliuk dengan tajam dalam gelap sambil seolah-olah dikejar si Mummy. Efek favorit saya adalah ketika kereta sempat terhenti dan melihat atap berapi, apinya sungguhan dan wajah saya bisa merasakan panasnya. It must do attration!  

Lost in Ancient Egypt
Cerita lucu ketika kami ngantri di Revenge of the Mummy. Since we not allowed to bring anything, kami menitipkan barang kami di loker. Loker ini gratis untuk pemakaian 45 menit pertama. $3 untuk 20 menit pertama dan $2 untuk tiap 20 menit selanjutnya. Karena antrian lumayan, kami mendapati tagihan loker mencapai $5 (Rp. 35.000). Karena dompet juga di loker, Panda bayar pakai Ez Link di sakunya. Rasanya sudah terpotong tapi tetap fail, hingga akhirnya dibukakan oleh si petugas. Ketika kami pakai Ez Link lagi baru ketauan kalau ternyata belum terpotong karena saldo dua kartu kami sama persis. Astaga, namanya juga gak sengaja hahaha..   

Sci-Fi City

Dua dari tiga attraksi di Sci-Fi City ini barangkali yang paling popular dan banyak diperbincangkan. Kedua attraksi ini adalah Battlestar Galactica Cyclon (jalur biru) dan Human (jalur merah). Roller Coaster yang punya double track ini memiliki kecepatan tinggi, akselerasi yang dramatic, menukik naik, turun dan berputar dengan ekstrim. Dari bawah saja kami bisa mendengar jeritan histeris ketika kedua kereta ini seolah nyaris bertabrakan, dan penumpang pun turun dengan wajah pucat. Mungkin karena faktor umur atau yang lain, kami gak cukup nyali untuk naik wahana ini.

Battlestar Galactica track


Akhirnya kami menghibur diri dengan berputar-putar dengan wahana kuning bernama Accelerator. Atraksi ini mirip poci-poci di Dufan, sambil menikmati teriakan para Cyclon dan Human yang tepat diatas kami.

New York 
Side Job @ USS
Zona terakhir punya satu atraksi yang gak kalah keren: Lights, Camera, Action! Pertunjukan ini dipandu dengan rekaman Steven Spielberg sang sutradara tersohor, mengintroduksikan betapa krusialnya penggunaan “special effect” dalam pembuatan sebuah film. Selanjutnya kami dibawa ke ruangan bersettingkan sebuah gudang untuk melihat langsung beberapa “spesial effect” dalam sebuah live show singkat berdurasi 3 menit.

End of the "Light, Camera and Action!" show
Pertunjukan bertema badai kategori 5 di kota New York ini  membuat kami merasakan beberapa efek seperti: hujan, angin kencang, hujan, signboard yang meruntuhkan atap, jendela lepas, perahu tergoncang-goncang lalu ikut terbakar, lantai yang bergetar. Show diakhiri dengan tabrakan sebuah kapal kargo yang menembus pintu masuk, berhenti di depan stand pengunjung dan disambut dengan teriakan histeris. Its not about watch a show, but experienced the show, amazing! 

Kesimpulan, dari sebagian yang  sudah kami coba, attraksi favorite kami dan direkomendasikan untuk dicoba adalah: Shrek 4-D Adventure, Waterworld, Revenge of the Mummy (Panda's Favourite) dan Lights, Camera, Action!  

Photo time
Selepas lelah mencoba berbagai wahana, kami terhibur dengan melihat show dance yang lucu dari Madagascar team, terutama pinguin dengan gerakan yang sungguh menggemaskan itu. Selepas berjoget ria, tiap pengunjung dapat kesempatan selama 10 menit untuk berfoto ria dengan para boneka tokoh ini. Sesi foto-foto ini juga didukung dengan pegawai USS yang dengan senang hati jadi fotografer dadakan. Good Job!
 
Madagascar Show
Lady Show
With "Ekor Cincin"
Triple Panda  
Duo Panda & Hippo
Charlie Caplin



with the scary one..

Panda & Cute Pinguins
 Semua capek itu lumayan teralihkan dengan adegan narsis dengan berbagai boneka tokoh. Sekarang saatnya kami berburu ke bagian Sentosa Island yang lain untuk menyaksikan pertunjukan Song of the Sea. Yipee...!

Pssst... its about Universal Globe
Sebagaimana kebanyakan pengunjung lainnya, setibanya di USS kami juga pengen berfoto di bola biru raksasa ini. Tapi dengan adanya antrian sejuta umat yang tiba-tiba bubar karena guyuran hujan, we keep it later, dan akhirnya kami berfoto sepulangnya bermain dengan night scenery. Thanks God it already done..

Night Scenery  



Candid Pic

Candid Panda
Universal Studio Singapore
8 Sentosa Gateway, Sentosa Island, Singapore 
Phone +65 6577 8888
Opening Hour 
Everyday, 10 AM to 7 PM
One day pass ticket 
Adult : S$ 66 (weekday), S$ 72 (weekend, holiday)
Child : S$ 48 (weekday), S$ 52 (weekend, holiday)
Express ticket (tanpa antri): plus S$ 30 (off peak), S$ 48 (peak)