Sebagai "korban urbanisasi", kami biasa pulang kampung dengan rute penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Solo dilanjut jalan darat ke Salatiga. Seringnya kami berangkat-pulang melalui Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang.
Meski melayani rute penerbangan International, bandara ini relatif kecil dibanding bandara-bandara tetangganya. Bandara ini hanya mempunyai 1 terminal. Pintu keberangkatan untuk semua penerbangan melalui satu pintu yang sama. Meski pilihan makanpun terbatas, begitu kami punya spot favorit disini: Tong Tji Tea Bar!
Secangkir Teh dan Sepiring Gorengan
Tong Tji Tea bar ini berada di dalam ruang tunggu domestik, persisnya ada di pojok kanan. Jelas dari namanya, Tong Tji Tea Bar menjual aneka varian teh maknyus dari brand Tong Tji. Tapi ada dua hal yang membuatnya spesial.
Pertama, menunya. Selain teh, Tea Bar ini juga menjual aneka jajanan khas Jawa. Jajanan yang wajib dicoba: tahu bakso, tahu kemul dan mendoan. Tahu bakso ini adalah tahu isi daging bakso, yang dikukus lalu digoreng. Tahu kemul dibuat dari tahu yang digoreng tepung sampai garing dan renyah. Mendoan dibuat dari irisan tipis tempe yang digoreng dengan tepung dan irisan daun bawang. Walau sederhana, tapi gorengan ini selalu ngangenin.
Ketiga menu "goreng-gorengan" ini disajikan dalam potongan kecil-kecil, finger foods, alias sekali suap. Gorengan yang panas, renyah krenyes-krenyes dan gurih berpadu dengan saus yang pedas-manis, rasanya maknyuss!! Harga seporsinya sekitar belasan ribu rupiah dan bisa untuk berdua. Kalau tehnya, favorit saya adalah Milk Tea sementara Panda lebih suka Jasmine Tea.
Kedua, lokasinya. Terletak di dalam ruang tunggu, Tea Bar menghadap persis ke kaca dimana pesawat-pesawat kita parkir. Jadi ketahuan banget pesawatnya mana udah dateng, mana yang delay. Sayangnya, jumlah meja-kursi Tea Bar ini terbatas, jadi sabar-sabar saja antrinya.
Airport Waiting Time
Jadilah inilah ritual kami menunggu penerbangan pulang ke Jakarta. Sembari menunggu gate open, kami matikan handphone. Lalu menyibukkan diri dengan obrolan ngalor-ngidul, ditemani teh hangat dan gorengan panas. Sesekali melihat lalu-lalang pesawat yang bergantian landing dan take off.
Kadangkala lucu juga mengamati aneka ragam penumpang. Rombongan keluarga yang ribut karena barang bawaannya, bapak-bapak bussiness man yang sibuk di depan laptopnya, pasangan muda yang sibuk dengan HPnya masing-masing atau para orang tua yang sibuk mengejar anaknya kian kemari. Sementara kami duduk tenang sambil menikmati teh. Just like a quote by David Walliams "All human life can be found in an Airport".
Meski melayani rute penerbangan International, bandara ini relatif kecil dibanding bandara-bandara tetangganya. Bandara ini hanya mempunyai 1 terminal. Pintu keberangkatan untuk semua penerbangan melalui satu pintu yang sama. Meski pilihan makanpun terbatas, begitu kami punya spot favorit disini: Tong Tji Tea Bar!
Mendoan Petis, Tahu Kemul and Tong Tji Jasmine Tea |
Secangkir Teh dan Sepiring Gorengan
Tong Tji Tea bar ini berada di dalam ruang tunggu domestik, persisnya ada di pojok kanan. Jelas dari namanya, Tong Tji Tea Bar menjual aneka varian teh maknyus dari brand Tong Tji. Tapi ada dua hal yang membuatnya spesial.
Pertama, menunya. Selain teh, Tea Bar ini juga menjual aneka jajanan khas Jawa. Jajanan yang wajib dicoba: tahu bakso, tahu kemul dan mendoan. Tahu bakso ini adalah tahu isi daging bakso, yang dikukus lalu digoreng. Tahu kemul dibuat dari tahu yang digoreng tepung sampai garing dan renyah. Mendoan dibuat dari irisan tipis tempe yang digoreng dengan tepung dan irisan daun bawang. Walau sederhana, tapi gorengan ini selalu ngangenin.
Ketiga menu "goreng-gorengan" ini disajikan dalam potongan kecil-kecil, finger foods, alias sekali suap. Gorengan yang panas, renyah krenyes-krenyes dan gurih berpadu dengan saus yang pedas-manis, rasanya maknyuss!! Harga seporsinya sekitar belasan ribu rupiah dan bisa untuk berdua. Kalau tehnya, favorit saya adalah Milk Tea sementara Panda lebih suka Jasmine Tea.
Kedua, lokasinya. Terletak di dalam ruang tunggu, Tea Bar menghadap persis ke kaca dimana pesawat-pesawat kita parkir. Jadi ketahuan banget pesawatnya mana udah dateng, mana yang delay. Sayangnya, jumlah meja-kursi Tea Bar ini terbatas, jadi sabar-sabar saja antrinya.
Airport Waiting Time
Jadilah inilah ritual kami menunggu penerbangan pulang ke Jakarta. Sembari menunggu gate open, kami matikan handphone. Lalu menyibukkan diri dengan obrolan ngalor-ngidul, ditemani teh hangat dan gorengan panas. Sesekali melihat lalu-lalang pesawat yang bergantian landing dan take off.
Kadangkala lucu juga mengamati aneka ragam penumpang. Rombongan keluarga yang ribut karena barang bawaannya, bapak-bapak bussiness man yang sibuk di depan laptopnya, pasangan muda yang sibuk dengan HPnya masing-masing atau para orang tua yang sibuk mengejar anaknya kian kemari. Sementara kami duduk tenang sambil menikmati teh. Just like a quote by David Walliams "All human life can be found in an Airport".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejak..